Minggu, 21 Maret 2010

Prosedur perancangan dengan SDLC

SDLC (System Development Life Cycle, atau SDLC(Daur hidup pengembangan sistem) adalah proses yang digunakan oleh analisis sistem untuk mengembangkan sistem informasi, mulai dari penentuan kebutuhan, perancangan, validasi, sampai pelatihan dan penyerahan kepada konsumen.

SLDC merupakan alur kerja baku yang biasa dipakai oleh perusahaan-perusahaan vendor software dalam mengembangkan software aplikasi produksinya. SLDC ini tidak hanya penting untuk proses produksi software saja, namun terlebih juga sangat penting untuk proses maintenance software itu sendiri, karena tanpa pengarsipan data-data development suatu software, maka akan sangat menyulitkan perusahaan dalam maintenance software tersebut dikemudian hari. Berikut gambar mengenai siklus hidup bertipe waterfall:

• Requirement Specification : bagian ini digunakan untuk membuat suatu halaman web yang berisi mengenai informasi tentang Rumah Adat Nasional yang menunjang dalam pencarian search engine tersebut.
• Arsitektural Design : Setelah semua kebutuhan terkumpul hal pertama yang dilakukan adalah menganalisis bahan-bahan yang telah didapat sebelumnya. Sehingga system dapat menyediakan layanan seperti yang diharapkan.
• Detailed Design : untuk mendapatkan hasil yang terbaik maka dibutuhkan desain yang interaktif dan menarik, untuk menghasilkan desain yang interaktif dan menarik didapat dari pendalaman analisis mengenai bahan-bahan yang telah dicari sebelumnya. Fungsi dan operasi dijelaskan secara rinci, termasuk tata letak layar, aturan partisipasi, proses diagram dan dokumentasi lainnya. Dari tahap ini akan menjelaskan sistem yang baru sebagai kumpulan modul atau subsistem.
• Coding & Unit Testing : untuk menjaga secure atau pengamanan khususnya yang dapat membuat nyaman user maka dibutuhkan coding yang jelas dan tepat, guna menarik user dalam hal interaktif. Subsistem dan pemrograman modular kode akan dilakukan pada tahap ini. Perencanaan siklus hidup perangkat lunak melibatkan pengaturan tujuan, menetapkan sasaran, penetapan jadwal, dan memperkirakan angggaran untuk keseluruhan proyek software. Hasil dalam detailed design harus dalam bentuk yang dapat diimplementasikan.
• Integration Testing : setelah komponen-komponen diimplementasikan dan di uji secara individual maka komponen tersebut harus diintegrasikan seperti yang dideskripsikan pada architectural design. Pengujian lebih lanjut dilakukan untuk memastikan perilaku yang benar dan tidak ada konflik penggunaan sumber daya bersama. Pada tahap ini juga dimungkinkan untuk melakukan tes dengan customer untuk memastikan system yang dibuat memenuhi kebutuhan meraka.
• Operation & Maintanance : melibatkan koreksi tehadap kesalahan/error yang ditemui pada system setelah dirilis dan dilakukan perbaikan terhadap system.

Bahasa Pemrograman Prolog

bahasa pemrograman ini salah satu bahasa pemrograman yang saya pelajari saat kuliah di semester 4 sebagai praktikum penunjang dari sebuah matakuliah yang diambil.,.

Prolog adalah bahasa pemrograman logika. Prolog sering juga disebut sebagai bahasa non-procedural. Prolog diciptakan oleh alain colmerauer dan Robert Kowalski pada tahun 1972. prolog menggunakan teknik pencarian yang disebut dengan neuristik dengan menggunakan pohon logika.

Sebelum membuat contoh program prolog, dikompuer anda harus diinstall terlebih dahulu softwarenya, yaitu software SWI-Prolog.

Dalam menngunakan bahasa pemrograman prolog, ia menggunakan ‘Quantifier-Free’ yang didasrkan pada logika predikat urutan pertama. Logika perdikat ini sebagai pembuktian. Pada proses reverensi sebelum revolusi diaplikasikan wff harus berada dalam bentuk normal / standar.

Komponen-komponen dalam Prolog :
1. Query
2. Variable
3. Rules
4. Fakta

DDL dan DML pada MySQL

Bahasa pemrograman SQL yang sering kita dengar terdiri dari dua bahasa, yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data Manipulation Language (DML). Implementasi DDL dan DML berbeda untuk tiap sistem manajemen basis data (SMBD), namun secara umum implementasi tiap bahasa ini memiliki bentuk standar yang ditetapkan ANSI. Artikel ini akan menggunakan bentuk paling umum yang dapat digunakan pada kebanyakan SMBD.

1. Data Definition Language (DDL)

DDL digunakan untuk mendefinisikan, mengubah, serta menghapus basis data dan objek-objek yang diperlukan dalam basis data, misalnya tabel, view, user, dan sebagainya. Secara umum, DDL yang digunakan adalah
• CREATE untuk membuat objek baru,
• USE untuk menggunakan objek,
• ALTER untuk mengubah objek yang sudah ada, dan
• DROP untuk menghapus objek.
DDL biasanya digunakan oleh administrator basis data dalam pembuatan sebuah aplikasi basis data.

2. Data Manipulation Language (DML)

DML digunakan untuk memanipulasi data yang ada dalam suatu tabel. Perintah yang umum dilakukan adalah:
• SELECT untuk menampilkan data
• INSERT untuk menambahkan data baru
• UPDATE untuk mengubah data yang sudah ada
• DELETE untuk menghapus data
Bahasa pemrograman SQL yang sering kita dengar terdiri dari dua bahasa, yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data Manipulation Language (DML). Implementasi DDL dan DML berbeda untuk tiap sistem manajemen basis data (SMBD), namun secara umum implementasi tiap bahasa ini memiliki bentuk standar yang ditetapkan ANSI. Artikel ini akan menggunakan bentuk paling umum yang dapat digunakan pada kebanyakan SMBD.

1. Data Definition Language (DDL)
DDL digunakan untuk mendefinisikan, mengubah, serta menghapus basis data dan objek-objek yang diperlukan dalam basis data, misalnya tabel, view, user, dan sebagainya. Secara umum, DDL yang digunakan adalah
• CREATE untuk membuat objek baru,
• USE untuk menggunakan objek,
• ALTER untuk mengubah objek yang sudah ada, dan
• DROP untuk menghapus objek.
DDL biasanya digunakan oleh administrator basis data dalam pembuatan sebuah aplikasi basis data.

2. Data Manipulation Language (DML)

DML digunakan untuk memanipulasi data yang ada dalam suatu tabel. Perintah yang umum dilakukan adalah:
• SELECT untuk menampilkan data
• INSERT untuk menambahkan data baru
• UPDATE untuk mengubah data yang sudah ada
• DELETE untuk menghapus data

DDL dan DML pada MySQL

Bahasa pemrograman SQL yang sering kita dengar terdiri dari dua bahasa, yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data Manipulation Language (DML). Implementasi DDL dan DML berbeda untuk tiap sistem manajemen basis data (SMBD), namun secara umum implementasi tiap bahasa ini memiliki bentuk standar yang ditetapkan ANSI. Artikel ini akan menggunakan bentuk paling umum yang dapat digunakan pada kebanyakan SMBD.
1. Data Definition Language (DDL)
DDL digunakan untuk mendefinisikan, mengubah, serta menghapus basis data dan objek-objek yang diperlukan dalam basis data, misalnya tabel, view, user, dan sebagainya. Secara umum, DDL yang digunakan adalah
• CREATE untuk membuat objek baru,
• USE untuk menggunakan objek,
• ALTER untuk mengubah objek yang sudah ada, dan
• DROP untuk menghapus objek.
DDL biasanya digunakan oleh administrator basis data dalam pembuatan sebuah aplikasi basis data.
2. Data Manipulation Language (DML)
DML digunakan untuk memanipulasi data yang ada dalam suatu tabel. Perintah yang umum dilakukan adalah:
• SELECT untuk menampilkan data
• INSERT untuk menambahkan data baru
• UPDATE untuk mengubah data yang sudah ada
• DELETE untuk menghapus data

Bahasa pemrograman SQL

bahasa pemrograman ini merupakan bahasa query yang kita gunakan untuk membuat database. database sangat penting jika kita akan membuat sebuah sistem maupun aplikasi, contohnya adalah dalam pembuatan aplikasi pejualan, dengan editor apupun yang kita kuasai kita pasti akan membuat sebuah database yang berisi informasi mengenai data-data yang berkaitan dengan aplikasi yang kita buat.

SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini hampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa ini untuk melakukan manajemen datanya.

Sejarah SQL dimulai dari artikel seorang peneliti dari IBM bernama EF Codd yang membahas tentang ide pembuatan basis data relasional pada bulan Juni 1970. Artikel ini juga membahas kemungkinan pembuatan bahasa standar untuk mengakses data dalam basis data tersebut. Bahasa tersebut kemudian diberi nama SEQUEL (Structured English Query Language).

Setelah terbitnya artikel tersebut, IBM mengadakan proyek pembuatan basis data relasional berbasis bahasa SEQUEL. Akan tetapi, karena permasalahan hukum mengenai penamaan SEQUEL, IBM pun mengubahnya menjadi SQL. Implementasi basis data relasional dikenal dengan System/R.

Di akhir tahun 1970-an, muncul perusahaan bernama Oracle yang membuat server basis data populer yang bernama sama dengan nama perusahaannya. Dengan naiknya kepopuleran Oracle, maka SQL juga ikut populer sehingga saat ini menjadi standar de facto bahasa dalam manajemen basis data.